Selain mengabadikan dan terus memasyarakatkan olahraga Pencak Silat, Paku Bumi Open Championship 12 -2024 adalah merupakan ajang tolok ukur prestasi sekaligus penghormatan kepada Bapak Pencak Silat Dunia ….

Nyaris tak ada waktu untuk bersenang-senang, sejak menjelang Ujian Akhir Semester Komunitas Olahraga Prestasi Silat UNAS mulai berlatih. Semua sepakat untuk memberikan yang terbaik pada pertandingan Indonesia Pencak Silat Paku Bumi Open Championship 12-2024 di Bandung. Boleh dikata, sejak pukul 06.00, sesekali siang lepas Salat Zuhur bahkan petang mulai pukul 17.30 — tidak hanya di Kampus UNAS, sekali ini TIM SILAT lebih banyak menghabiskan waktu berlatihnya di Padepokan TMII tak jarang juga di pelataran Masjid At Tien yang letaknya praktis bersebelahan dengan Padepokan Pencak Silat.

Semua latihan, mulai pisik, tendangan, pukulan, sapuan dan bantingan terus dilatih sampai benar-benar nyaris sempurna. Lepas berlatih, seperti biasa, mereka semua berkumpul untuk melakukan evaluasi dan saling sumbang saran apa yang seyogianya dilakukan jika tengah berada di arena ….

Hari pertama pertandingan berhasil dilalui dengan baik oleh para pesilat UNAS. Begitu juga hari-hari selanjutnya walau para pesilat UNAS mulai menghadapi lawan yang begitu beragam, maklum, ada beberapa negara yang turut meramaikan pertandingan kali ini, di antaranya Singapura, Papua Nugini, Vietnam, Turki dan Brunei Darussalam. Sudah barang tentu, postur dan type serangannya pun berbeda dari biasanya.

 

 

Perjalanan menjelang semi final mulai terasa berat. Namun, semangat juang dari para Pesilat UNAS tidak pernah padam atau pun mengecil. Di sini, Veronica Safitri, Suherman, Abdul Hakim Malik, Anita Tri Yulianti, Dela Natasya, Nandhiko Wahyu Murti dan Ade Nur Apriyani merasa beruntung karena di dampingi Coach Reni Murdini yang selalu memompa semangat mereka; “Anggap ini pertandingan kalian yang terakhir. Tunjukkan semangat juang, sportifitas dan teknik yang terbaik”.

“Ingat, kalian membawa nama besar perguruan dan almamater!” Teriaknya lantang.

Pada kesempatan istirahat, biasanya, Coach Reni selalu mengingatkan; “Jaga jarak, jangan sampai kecolongan. Selalu waspada, ganggu, pancing dan masuk dengan sesuatu yang punya nilai tinggi”.

“Siyaaaaap!” Jawab kesemuanya dengan penuh semangat.

Arahan tersebut benar-benar diperhatikan, sehingga, semuanya berhasil masuk ke babak final.

Waktu pun terus berjalan. Suherman, Abdul Hakim Malik dan Anita Tri Yulianti berhasil memasukkan tendangan T yang keras sehingga membuat lawan agak terhuyung. Dan kesempatan ini tidak disia-siakan, sapuan yang merupakan tipuan berhasil dihindari oleh lawan, namun, pelindung badan pun teraih. Akibatnya, bantingan pun berhasil mereka lakukan dengan mulus pada menit-menit terakhir.

Ketinggalan angka membuat lawan menjadi kehilangan konsentrasi. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh ketiganya untuk terus menambah angka hingga akhir pertandingan. Tiga Emas pun teraih oleh KORPS UNAS.

Tiga kelas kedua pun berjalan. Kali ini, Dela Natasya, Nandhiko Wahyu Murti dan Ade Nur Apriyani turun di gelanggang yang berbeda. Ketiganya menggunakan senjata andalan yang hampir sama, kombinasi tendangan sabit dan bantingan terjadi silih berganti. Boleh dikata, pada pertandingan kali ini perolehan angka sangat ketat. Saling susul. Namun, Dewi Fortuna tengah berpihak kepada Dela Natasya dan Nadhiko Wahyu Murti keduanya berhasil mengantongi Medali Emas, sedang Ade Nur Apriyani harus puas dengan Medali Perak.

“Akan datang saya akan tebus kekalahan di sini”, ujarnya dengan nada geregetan.

 

 

Veronica Safitri adalah juru kunci. Ia main terakhir. Sebagai pesilat yang senior di antara teman-temannya, ia tampak lebih tenang. Oleh sebab itu, mulai awal ia sudah mampu mendikte lawan untuk mengikuti gaya bertarungnya. Walau pukulan, tendangan dan bantingan terus saja terjadi, namun, Veronica berhasil meninggalkan lawannnya dengan perolehan angka yang cukup tajam. 31-12.

Semua merasa puas dengan perolehan medali kali ini.

Menurut Abdul Hakim Malik dan Nandhiko Wahyu Murti hampir bersamaan; “Sayang … Tim kita tidak utuh. Jika tiap kelas ada atletnya, suatu saat kita harus merebut gelar Juara Umum”.

Ya … semuanya pasti akan terwujud, yang pasti selamat buat Komunitas Olahraga Prestasi Silat UNAS, perjuangan kalian sejak mulai latihan sampai pertandingan benar-benar membanggakan (A. Khodijah).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five + ten =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.