Sagita Zahra Mahasiswa ProDi Hubungan Internasional Berpartisipasi Pada Youth Changemaker Volunteering Chapter Malaysia Batch 3, Klang, Malaysia

Jakarta (UNAS) – Mahasiswa dari Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Sagita Zahra Ramadhani Pinontoan berpartisipasi dalam program pengabdian
pemuda-pemudi Indonesia yaitu Youth Changemaker Volunteering Chapter Malaysia Batch 3,
dilaksanakan di Pusat Pendidikan Warga Negara Indonesia (PPWNI), Klang, Malaysia pada
Agustus 2022.

Youth Changemaker Volunteering Chapter Malaysia Batch III merupakan program pengabdian
tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Changemaker Indonesia, bekerjasama dengan
berbagai stakeholder seperti KBRI, KJRI, Kemenpora dan berbagai dinas serta instansi atau NGO
terkait. Dengan mengusung tema “Explore Beyond Your Limit”, program ini ditujukan kepada
pemuda/i Indonesia dari berbagai latar belakang pendidikan maupun profesi untuk sukarela
mengabdikan diri dalam bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, kewirausahaan dan
kemasyarakatan kepada para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Tujuan utama dari program ini
adalah untuk menanamkan jiwa nasionalisme serta membentuk pola pikir dalam memandang
Indonesia dan dunia.

Sagita Zahra Ramadhani Pinontoan, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik turut berpartisipasi dalam program pengabdian ini terlepas dari
kesibukannya berorganisasi. Dalam pengabdiannya, Sagita tidak sendirian, ia melakukan
pengabdian bersama dengan teman-teman mahasiswa lainnya yang berasal dari Institut
Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas di Malaysia,
serta dosen dari Institut Agama Islam Negeri Bone (IAIN Bone).
“Tahu informasi program ini dari media sosial, sekarang sudah banyak sekali informasi terkait
volunteering di media sosial terutama instagram, untuk itu teman-teman harus selektif dalam
memilih kegiatan volunteering terlepas dari segi keabsahan penyelenggara, diperhatikan juga
kebermanfaatan nya untuk diri kita.” Imbuh Sagita.

Pengabdian ini berlangsung selama 4 hari, dimana selama dua hari Sagita mengajar adik-adik SD
dan juga SMP di Pusat Pendidikan Warga Negara Indonesia (PPWNI) yang berlokasi di Klang,
Selangor, Malaysia. Materi yang diajarkan terkait nasionalisme dan pendidikan
kewarganegaraan. Kemudian di hari terakhir dilakukan perlombaan sekaligus penampilan dari
relawan dan adik-adik disana.
“Sebelum keberangkatan yang pertama harus disiapkan adalah niat, meluruskan niat lebih
tepatnya. Kalau niat nya murni ingin mengabdikan diri dan membantu sesama insyaAllah
persiapan lainnya dimudahkan. Kemudian, kedua terpenting adalah passport, intinya segala
bentuk dokumen keabsahan perjalanan dan kegiatan harus disiapkan. Ketiga, persiapan mental
dan materi untuk mengajar. Aku tipe yang serba perlu persiapan. Jadi kalo aku merasa materi
yang sudah aku siapkan cukup, maka secara otomatis mental dan kesiapan aku mengajar jadi
lebih mantap.” Jelas Sagita.

“Kesannya sangat luar biasa. Pengalaman pertamaku mengajar diluar negeri dengan rekan-
rekan volunteer yang begitu hebat dan sudah memiliki jam terbang mengajar begitu banyak,
memberikan aku insight baru dan juga motivasi untuk terus menjadi lebih baik. Terlebih lagi
dengan adik-adik di PPWNI yang terus semangat belajar dengan segala keterbatasan yang ada.
Intinya Ilmu, Pengalaman, dan relasi sepaket lengkap aku dapat dari kegiatan ini.” Ujar Sagita.

Berdasarkan penuturan Sagita, alasannya untuk ikut dalam kegiatan ini karena dirinya
penasaran bagaimana selama ini bentuk pendidikan yang didapatkan anak-anak TKI yang
berada di Malaysia. Yang mana menurutnya masih jarang perbincangan terkait nasib
pendidikan anak-anak TKI di luar negeri.

“Untuk teman teman semua yang ingin mengikuti kegiatan volunteer, seperti yang sudah aku
sampaikan sebelumnya, luruskan niat. Terapkan di diri kalian kalau kalian melakukan kegiatan
tersebut murni karena ingin menolong sesama. Intinya pengabdian yang utama, jalan-jalannya
cuma bonus. Kemudian, jangan lupa periksa keabsahan penyelenggara kegiatan.” Tutur Sagita.
Kedepannya, Sagita ingin fokus pada kegiatan volunteering di organisasi kepemudaan di Kota
tempat dirinya tinggal. Karena menurutnya, jika jauh sudah perdampak, malu dekat tak
terjamah. Tak hanya itu, Sagita juga ingin mengikuti kegiatan internasional baik itu kegiatan
pengabdian maupun Model United Nations (MUN).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

19 − four =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.