Tak hanya Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan D.I. Jogjakarta, Jawa Timur, bahkan Lampung dan Palembang juga mengirimkan atletnya untuk berlaga di ajang bergengsi yang satu ini ….
Kali ini IPB menggelar pertandingan yang cukup dinanti-nantikan oleh para atlet Taekwondo. Betapa tidak, pertandingan kali ini — sudah barang tentu selepas ujian akhir dan kenaikan kelas bagi adik-adik pelajar — sementara para mahasiswa pun juga baru menyelesaikan Ujian Akhir Semester. Boleh dikata, kejuaraan memperebutkan PIALA KEMENPORA RI 2024 benar-benar tepat di dalam memilih waktu penyelenggaraannya.
Oleh karena itu jangan heran, target 5 (lima) provinsi sebagaimana yang tertera di dalam proposal berhasil dilampaui. Pertandingan ini boleh dikata merupakan penyaluran untuk melepaskan kepenatan belajar bagui semua pesertanya.
Pada Jum’at 6 September 2024, Gymnasium Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, terasa begitu ingar. Teriakan penambah semangat dari para atlet yang bertanding di tengah-tengah arena benar-benar mampu membuat siapa pun yang menyaksikan hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala disertai dengan decak penuh kekaguman.
Semua sepakat, ke depan, Indonesia bakal tidak kekurangan atlet Taekwondo.\
Pada kesempatan ini, setelah melalui pertimbangan yang masak antara pembina dengan pelatih, maka, Universitas Nasional hanya mengirimkan seorang atlet andalannya — Maya Ayu Ardira, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Pariwisata.
Sejak babak penyisihan, Maya berhasil melampauinya dengan baik. Hanya saja, menjelang Semi Final, ia sempat cedera. Namun, semangatnya untuk mendapatkan yang terbaik membuat ia bertekad untuk melanjutkan pertandingan sampai selesai.
“Saya harus dapat medali”, demikian katanya dengan penuh semangat ketika pelatih menanyakan cederanya.
Hari dan detik-detik menegangkan pun mulai dirasakan oleh Maya, pelatih dan pembina pada saat final. “Tenang … pasti bisa”, demikian pesan sang pelatih, dan Maya pun mengangguk dengan penuh semangat sambal berjalan menuju matras.
Walau berjalan dengan sengit dan alot, maklum, udara juga dirasakan kurang bersahabat, namun, ronde pertama Maya berhasil menunjukkan kebolehannya dengan meraih angka telak. Tapi sayang, pada ronde kedua, lawan berhasil membaca kelemahan Maya yang mulai goyah akibat rasa sakit yang kian lama kian menyengat — babak kedua dan selanjutnya pun nyaris jadi milik sang lawan. Dan Maya pun harus menerima kenyataan dengan hanya mendapatkan Medali Perak.
Sang pelatih pun memberikan semangat dengan berkata; “Masih ada hari esok untuk menebus kekalahan ini. Berlatih dan fokus adalah kata kuncinya”.
“Ya … ini adalah medali pembuka dalam semester ganjil”, timpal si pembina.
“Semoga dalam waktu dekat ada lagi pertandingan dan kita bisa ikut”, kata Maya dengan penuh harap sambal berjalan tertatih untuk mengikuti Upara Penghormatan Pemenang.
Terlepas dari semuanya, yang pasti, Maya Ayu Ardira telah berjuang keras dan memberikan yang terbaik untuk almamater tercinta. Selamat Maya kami tunggu medali-medali selanjutnya ya … Tetap Semangat …..
KR