Pertandingan berjenjang dan berkesinambungan yang digelar oleh Pengkot Jakarta Selatan, menjadi tolok ukur bagi para pelatih dan atlet untuk dapat bergabung sebagai atlet di DKI Jakarta menuju pertandingan bergengsi PB IPSI maupun PERSILAT ….

Sebagai atlet yang baru saja naik dari kelas yunior ke senior, sudah barang tentu membuat Arsya (FEB/Manajemen), demikian sapaan akrabnya agak gamang. Maklum, setelah melewati penyisihan sampai dengan 1/8 final, kali ini, ia harus berhadapan dengan seniornya sendiri yang postur tubuhnya lebih tinggi dan sudah cukup banyak mengikuti berbagai pertandingan.

Seperti biasa, sebelum masuk ke gelanggang Coach Veronica memberikan pesan; “Jangan takut atau ragu … fokus. Karena jangkauan tangan dan kakinya lebih panjang, maka, kamu harus bermain rapat”.

Arsya mengerti dan menerapkan anjuran Coach Vero. Menit pertama dilalui dengan baik dan score menunjukkan 15-15. Memasuki menit selanjutnya, keadaan masih belum berubah. Tapi sayang, menjelang detik-detik terakhir, lawannya sadar diri bahwa selama ini ia berhasil didikte oleh Arsya — kecepatannya dalam berpikir dan mengambil keputusan berbuah manis. Ia berhasil meloncat mundur dibarengi dengan tendangan ke depan. Angka pun bertambah bersamaan dengan habisnya waktu pertandingan — score menunjukkan 16-15.

Coach Vero pun memberikan semangat dengan mengatakan; “Oke … kita kalah terhormat. Kejadian tadi buat pelajaran penting bagi kamu dalam menghadapi lawan yang memiliki jangkauan lebih jauh”.

 

Di Gelanggang B, Bayu Aditya (FBP/Agroteknologi) kembali menunjukkan kebolehannya dalam Seni Tunggal Putra Dewasa. Mulanya berjalan denghan nyaris sempurna, pukulan, tangkisan dan permainan golok-nya sangat menawan. Namun sayang, Dewi Fortuna belum berpihak kepadanya. Ketika ia mengayungkan Toya (senjata kedua setelah golok-red) bahunya kembali dislokasi. Ia pun terpaksa menurunkan tempo permainannya. Akibatnya, ia harus cukup puas menerima sebagai Juara III di POL B.

Dua pesilat lapis dua UNAS sekali ini belum beruntung ….
Waktu terus bergulir, Gelanggang B di sudut biru, kali ini, sang pelatih turun ke gelanggang mewakili Kecamatan Cilandak dan harus berhadapan dengan Kecamatan Pesanggrahan. Di sini Veronica yang alumni UNAS sekaligus Coach KORP SILAT UNAS menunjukkan kematangannya sebagai pesilat. Menit pertama ia berhasil meninggalkan lawannya dengan score 23-2. Pada menit selanjutnya sampai dengan selesai score pun terus bertambah menjadi 45-17.V

Veronica pun berhasil meraih Medali Emas ….
Lepas itu, sambal memegangi perutnya yang sempat terinjak oleh lawannya, Veronica berpesan kepada Arsya dan Bayu; “Kuncinya fokus, tenaga cukup, dan cepat dalam mengambil keputusan yang menguntungkan buat kita”.

“Baik … sekali ini kita kurang beruntung. Nanti, begitu latihan kita lihat video masing-masing buat menganalisa kesalahan. Jangan ulangi, dan lihat dan pelajari teknik bantingan dan sapuan dengan sebaik-baiknya. Ingat peraturan yang baru adalah pedomannya”, lanjutnya lagi sambal berjalan ke ruang ganti.

Senja menjelang diiringi dengan gerimis mengantarkan Tim UNAS kembali ke rumah masing-masing setelah saling mengingatkan agar selalu berhati-hati di jalan, menjaga Kesehatan dan terus berlkatih agar dapat masuk sebagai TIM DKI Jakarta.
Semoga ….

TEAM KORPS SILAT UNAS

Ayu KH/Veronica

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.