
Di tengah persaingan ketat dan atmosfer kompetisi yang membara, kembali, nama-nama mahasiswa Universitas Nasional bersinar terang…
Riuh suara sorak dan derap langkah penuh semangat mengisi Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah pada 20-22 Juni 2025 . Dalam ajang Kejuaraan Nasional Pencak Silat Piala Kementerian Kebudayaan RI; Bhayu Manunggal Championship 2025, UNAS kembali menunjukkan taringnya di panggung olah raga bela diri tradisional.
Empat pesilat muda dari UNAS berhasil membawa pulang 2 medali emas dan 2 medali perunggu, suatu prestasi yang membanggakan ketika nama kampus disebutkan di tengah riuhnya lebih dari 2.500 peserta yang mewakili 13 provinsi.

Suci Nur Ramadhani dari Program Studi Keperawatan (FIKES) tampil gemilang dalam kategori Seni Tunggal, ia mempersembahkan gerakan padu antara kekuatan, keindahan, dan kekayaan budaya dan turun pada urutan ke 4 dari 28 peserta — akhirnya ia berhasil meraih Medali Emas dengan score 9.8650
Sementara, setelah penampilan Suci, Nazira Aisyah Putri, rekan satu jurusannya tampil tak kalah mengesankan — ia mampu menunjukkan ketangguhan dan ketenangan luar biasa dalam babak final Ketika melawan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dan berhasil meraih score 16-4 — ini merupakan Medali Emas kedua untuk UNAS.
Di gelanggang lain, perjuangan Fadhilah Nur Rohmah dari Administrasi Publik (FISIP) dan Abdul Hakim Malik dari Manajemen (FEB) juga tak bisa dipandang sebelah mata. Keduanya mempersembahkan medali perunggu setelah melalui pertandingan yang sengit dan penuh strategi. Kerja keras dan semangat juang mereka menjadi bukti bahwa kemenangan bukan hanya milik yang berhasil berdiri di podium tertinggi, tapi juga miliki mereka yang berjuang habis-habisan dengan hati.
“Dari sisi teknis, masih ada ruang untuk peningkatan di power, kecepatan tangkisan, dan keberanian untuk mengambil inisiatif saat tanding. Tapi secara mental saya bangga karena mereka tampl dengan karakter dan semangat juang yang luar biasa.” ujar coach vero.
Di samping itu, kebahagiaan terukir jelas dari Hakim karena secara terhormat bertemu dengan pemain PON dari Jawa Barat dan nyaris berhasil mengimbanginya.
“Saya bersyukur karena dipertemukan langsung dengan idola saya, dari pertandingan sebelumnya entah kenapa saya sangat gugup. Tapi di pertandingan ini, saya benar-benar ikhlas dan menunjukkan segala teknik yang saya punya.” ujar Hakim.
Keikutsertaan Universitas Nasional dalam kejuaraan ini bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga ajang silahturahmi antar pesilat nasional. Semangat latihan dan pantang menyerah mulai terukir kembali setelah pertandingan ini. Sampai jumpa di ajang kejuaraan berikutnya!
UNAS JUARA!

Vero/Ayu