TRADISI JADI SENJATA: Tim Ilkom UNAS Juara 1 LIBANEV 2025 dengan Kearifan Lokal

Salsabila Safitri, Nayla Azahra, dan Nabila Meysun Chalisa (FISIP/Ilmu Komunikasi – Juara 1 LIBANEV 2025

Di tengah derasnya arus globalisasi yang kerap mengikis nilai-nilai tradisional, tiga mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Nasional justru memilih mengangkat kearifan lokal sebagai senjata andalan mereka. Salsabila Safitri, Nayla Azahra, dan Nabila Meysun Chalisa — tiga nama yang kini menjadi kebanggaan kampus setelah berhasil meraih Juara 1 LIBANEV 2025 bertema “Kearifan Lokal di Masyarakat Multikultural” yang diselenggarakan Universitas Pelita Harapan (14 Mei – 20 Juni 2025).

Perjalanan mereka menuju puncak kejuaraan bukanlah cerita yang terjadi dalam semalam. Jauh sebelum kompetisi dimulai, ketiganya telah menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdiskusi, melakukan riset lapangan, dan menyusun konsep yang matang. Setiap detail diperhatikan dengan seksama, karena mereka sadar bahwa lawan yang akan dihadapi bukanlah tim-tim sembarangan.

Bagi Salsa, kompetisi ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa kearifan lokal bukan sekadar warisan masa lalu yang usang, melainkan kekayaan yang masih sangat relevan di era modern. Pandangan ini disetujui oleh Nayla dan Nabila, yang sama-sama memiliki kepedulian tinggi terhadap pelestarian budaya Indonesia di tengah gempuran budaya asing.

Tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah bagaimana mengemas pesan tentang kearifan lokal dengan cara yang menarik dan tidak terkesan menggurui. Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi, mereka paham betul bahwa cara penyampaian pesan sama pentingnya dengan isi pesan itu sendiri. Inilah yang membuat mereka menghabiskan waktu berhari-hari untuk menyempurnakan strategi komunikasi mereka.

Yang membuat kemenangan ini semakin bermakna adalah pesan yang berhasil mereka sampaikan tentang pentingnya kearifan lokal dalam membangun harmoni di masyarakat multikultural. Bagi Salsa, Nayla, dan Nabila, trofi juara hanyalah bonus dari misi yang lebih besar: mengingatkan generasi muda Indonesia untuk tidak melupakan akar budayanya.

Kisah mereka adalah bukti bahwa mahasiswa Indonesia tidak hanya mampu bersaing dalam kompetisi, tetapi juga mampu menjadi duta bagi nilai-nilai luhur bangsa. Semoga prestasi ini menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk turut melestarikan kearifan lokal dengan cara-cara yang kreatif dan relevan dengan zaman.

(HS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.