Seolah tak ada kata lelah dan bosan, lepas Ujian Akhir Semester, kembali para pendekar UNAS berhasil meraih 6 medali perak sebagai hadiah tutup semester genap ….
Alih-alih istirahat, waktu yang demikian singkat digunakan oleh KORP SILAT UNAS kembali berlatih untuk mengembalikan stamina yang beberapa waktu lalu sempat tercecer akibat Ujian Akhir Semester yang cukup menyita waktu dan perhatian.
Veronica yang akrab disapa Vero kini bertindak sebagai pengarah bagi keenam adiknya. Ketika latihan pisik dan sesekali diseling latihan teknik, hampir tiap saat, ia berteriak untuk menambah semangat sekaligus mengingatkan; “Ingat peraturan baru sangat ketat dan keras. Selain menggunakan enam bagan, jika tidak tepat bantingan, guntingan dan jatuhan bisa membahayakan diri sendiri”.
Lewat perjuangan yang keras, sejak mulai dari penyisihan, pada akhirnya, keenam pendekar UNAS masing-masing; Abdul Hakim Malik, Dela Natasya, Anita Tri Yulianti ketiganya dari Program Studi Manajemen, sementara Nandhiko Wahyu Mukti, dari Studi Akuntansi, sedang Ade Nur Apriyani dari Studi Sistem Informatika, dan Nazira Aisyah Putri dari Program Studi Keperawatan —- kesemuanya berhasil meraih medali Perak.
Walau ada sedikit penyesalan karena belum berhasil meraih medali tertinggi bahkan dua di antaranya mengalami cedera patah tulang jari tangannya hingga harus beristirahat selama beberapa hari di EKA HOSPITAL, namun, mereka juga bahagia. Betapa tidak, di akhir semester genap mereka berhasil mengukir kenangan untuk Kampus Tercinta berupa 6 medali perak.
Kecuali untuk Upacara Penghargaan Pemenang (UPP) tak ada kesempatan untuk ber-foto ria sebagaimana biasanya. Konsentrasi terpecah akibat Nazira dan Hakim harus berangkat untuk mendapatkan penanganan yang semestinya.
Cedera keduanya terjadi pada partai final sekaligus akhir dari pertandingan. Sekali ini Hakim mendapatkan lawan yang seimbang, pukulan, bantingan dan guntingan dilakukan keduanya secara silih berganti sehingga perolehan angka pun berlangsung sangat ketat. Hanya selisih 1 angka, Hakim pun dipaksa menerima kekalahan itu bersamaan dengan peluit tanda pertandingan berakhir.
Berbeda dengan Nazira — tanpa jeda yang cukup, lepas semi final ia langsung berhadapan dengan lewannya yang boleh dikata sudah beristirahat dengan cukup. Staminya yang banyak terkuras mengakibatkan ia agak sedikit kurang fokus. Namun, lewat dua bantingan yang sangat mulus ia berhasil menyamakan kedudukan menjadi 15-15. Sayangnya, pada detik-detik terakhir sang lawan berhasil melihat betapa Nazira mulai terpecah perhatiannya akibat nyeri yang menyengat di jari tangannya. Lewat guntingan, sang lawan berhasil menjatuhkan Nazira dan angka pun berubah menjaid 18-15.
Nazira beruntung, angka kekalahannya tidak bertambah karena beberapa detik kemudian, peluit berbunyi tanda pertandingan berakhir. Nazira harus puas dengan mendapatkan medali perak.
Sementara Dela Natasya dan Ade Apriyani mengurus sertifikat diseling dengan foto untuk UPP, Vero pun mengingatkan pada keduanya ketika akan naik ambulan untuk selalu berkoordinasi dengan TIM lewat WA dan dilanjutkan dengan membagi tugas pada yang lainnya. Selain untuk mendampingi Hakim dan Nazira di rumah sakit, ada juga yang ditugaskan untuk mengurus motor milik Hakim yang di parkir di TMII — lewat koordinasi yang ketat, semuanya berhasil diselesaikan dengan sebagaimana mestinya.
Terima kasih teman-teman KORP SILAT, Tetap Semangat dan Terus Berlatih.
(Ayu KH)