Tekad kuat untuk mempersembahkan sesuatu yang berarti untuk almamater tercinta, membuatnya mampu menepis segala keraguan ….
Suasana Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, sejak Jumat, 23 Desember 2022 begitu ingar. Maklum, 2000-an pesilat dari berbagai perguruan, sekolah, sampai dengan perguruan tinggi berkumpul untuk unjuk kebolehan demi meraih tempat terhormat dalam ajang WAPRES CUP 2022 yang digelar oleh Universitas Islam Ibnu Chaldun, Jakarta.
Sekali ini, Universitas Nasional, hanya mengirimkan seorang wakilnya; Abdul Hakim Malik yang akrab disapa dengan Hakim, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen. Menurut pengakuannya, ia sedikit nervous. Maklum, baru kali ini ia bertanding di kelas dewasa.
Sabtu, 24 Desember 2022, pertandingan kelas dewasa pun dimulai. Ketika kakinya menginjakkan matras, perlahan namun pasti, Hakim mulai dapat menguasai perasaannya. Pukulan dan tendangan “sabit” dan “T” yang selama ini menjadi andalannya berhasil mengantarkan Hakim melaju ke babak selanjutnya.
Alih-alih tenang, babak selanjutnya membuat ia semakin berdebar-debar tak menentu. Ya … bagan pertandingan menunjukkan bahwa lawan yang bakal dihadapi kian bertambah berat, yakni para senior yang sudah punya banyak pengalaman.
“Jujur … ini adalah pertandingan pertama saya di kelas dewasa. Doakan saya mampu memberikan yang terbaik untuk almamater”, katanya lirih sambil mengelap keringatnya yang bercucuran.
Siapapun mafhum, Hakim benar-benar harus waspada. Padahal, kenyataan tersebut selalu berulang pada setiap tahunnya. Dengan kata lain, di kelasnya, ia harus berhadapan dengan senior yang telah banyak memiliki pengalaman bertanding. Sementara, para yunior sebagaimana dirinya juga berebut untuk dapat menduduki tempat yang terhormat di sana.
Pada hari terakhir, Final, kembali Hakim harus diuji kepiawaiannya. Melalui pertandingan yang sengit, ketika, pukulan, tendangan, guntingan bahkan bantingan dilancarkan silih berganti, akhirnya, ia berhasil memperoleh medali perunggu.
“Maaf … saya belum berhasil memberikan yang terbaik untuk almamater. Tapi, saya janji, ke depan saya akan bermain dengan lebih baik lagi”, katanya sambil tersenyum.
Sementara, pendamping sekaligus pelatihnya hanya mengingatkan agar ia terus berlatih, mengasah kemampuan serta tidak tinggi hati agar ke depan dapat meraih tempat yang lebih terhormat untuk kebanggaan diri, perguruan, dan almamaternya.
Ya … pada kesempatan ini Hakim telah menunjukkan rasa cinta ia terhadap almamaternya. Selamat buat Hakim, giat berlatih dan tetap semangat serta jadilah yang terbaik untuk nilai akademik maupun non-akademik. (KR)